Kamis, 29 Maret 2012

MATERI PENYULUHAN : TEKNIS BERCOCOK TANAM TERUNG


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Terung (Solanum melongena L) termasuk suku Solanaceae dan termasuk tanaman setahun yang berbentuk perdu. Buahnya beraneka ragam bentuk dan warnanya. Kulit buah liat tapi kalau digigit renyah. Kebanyakan buahnya tunggal walaupun bunganya terdapat dalam satu tandan tetapi yang dapat menjadi buah hanya satu, bunga berbentuk terompet dengan bentuk biji gepeng.
Tanaman terung dapat ditanam dimana saja mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Perawatannya mudah, bahkan lebih mudah dari tanaman tomat karena lebih tahan terhadap penyakit layu dan tahan terhadap banyaknya hujan. Tanam terung yang baik adalah pada awal musim kemarau atau pada musim hujan.

1.2 Jenis-jenis Terung
a. Terung Kopek
Buah bulat panjang dengan ujung tumpul, warna ungu atau keputih-putihan
b. Terung Craigi
Buah bulat panjang dengan ujung runcing, ada yang lurus ada pula yang bengkok, warna buah ungu
c. Terung Bogor (Terung Kelapa)
Buah bulat besar, berwarna putih atau hijau keputih-putihan, rasanya renyah agak ketir, biasa untuk lalap
d.  Terung Gelatik (Terung Lalap)
Buahnya seperti terung bogor tetapi kecil, warnanya ungu atau putih keungu-unguan,rasanya langu tetapi tidak getir, hanya dimakan mentah sebagai lalap

1.3 Syarat Tumbuh
a. Iklim
Terung menghendaki iklim panas tapi tahan bila ditanam di musim hujan asal tanahnya tidak becek. Dapat ditanam mulai di daratan rendah sampai ketinggian 1.200 meter dpl
b. Tanah
Terung memerlukan tanah yang gembur, mudah meresap air, lebih bagus lagi pada tanah lempung berpasir serta banyak mengandung pupuk organik  dengan pH berkisar 5,0-6,0 

2.6 Pemeliharaan
a. Penyiangan
Penyiangan perlu dilakukan sambil menggemburkan tanah, dilakukan pada umur 2-3 minggu dengan cara mencabut tanaman pengganggu (gulma)
b. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor/ emrat yang berlubang halus, diupayakan agar tanah tetap lembab jangan sampai becek.

2.7 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
a. Kutu Daun dan Tungau
Dikendalikan dengan penyemprotan pestisida yang dianjurkan
b. Penyakit Busuk Buah
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phomopsis  vexans, pencegahan dapat dilakukan dengan fungisida anjuran seperti Dithane 45 0,2-0,3%
c. Penyakit Gugur Daun
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Verticilium alboatrum,  pencegahan dapat dilakukan dengan fungisida anjuran seperti Dithane 45 0,2-0,3%


II BERCOCOK TANAM
 
2.1 Benih
Tanaman terung diperbanyak dengan biji, sebaiknya melalui persemaian. Persemaian dapat berupa persemaian lapangan, kotak maupun polybag. Kebutuhan benih sekitar 150-500  Gr. Sebelum ditanam sebaiknya dijemur dibawah sinar matahari selama 2-3 jam mulai pukul 09.00-12.00

2.2 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dengan cara mencangkul sedalam 20-30 Cm dilakukan sampai tanah benar-benar gembur dan pemberian pupuk kandang sebanyak 10-20 Ton/ Hektar.
Buat  bedengan dengan ukuran lebar 120 Cm dan panjang sesuai kebutuhan dengan tinggi 20 Cm serta lebar antar bedengan 30 Cm untuk drainase serta untuk memudahkan pemeliharaan

2.3 Persemaian
Bedengan persemaian  dengan ukuran lebar 120 Cm panjang secukupnya dan tinggi  20 Cm. Setelah diberi pupuk kandang benih ditaburkan merata. Untuk memudahkan penanaman dan pengangkutan, dapat pula disemai dalam kotai atau polybag. Lakukan pemeliharaan persemaian seperti pemupukan dengan pupuk an-organik, penyiraman maupun pengendalian organisme pengganggu tanaman.
Bibit terung sudah dapat dipindahtanamkan setelah berumur 1-1,5 bulan atau telah berdaun 4-5 helai.

2.4 Penanaman
Sebelum penanaman, pada bedengan pertanaman dapat dibuat lubang tanam dengan jarak tanam 60 X 60 Cm atau 60 X 90 Cm pada lahan sawah atau 70 X 80 Cm pada lahan darat. Taburkan pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5 Kg per lubang. Tanamlah bibit terung 1 pohon setiap lubangnya.

2.5 Pemupukan
Kebutuhan pupuk an-organik untuk pertanaman  terung adalah sebanyak 175 Kg/ Hektar, SP-36 100-200 Kg/ Hektar dan KCl 100 Kg/ Hektar.
Pemupukan dasar diberikan pada umur 2 minggu setelah tanam dengan  dosis  Urea  100 Kg/ Hektar,  SP-36 100-200 Kg/ Hektar
dan KCl 50 Kg/ Hektar dengan cara dibenamkan dalam larikan atau ditugal dengan jarak 5-10 Cm dari tanaman. Sedangkan pemupukan susulan dilakukan pada umur 2,5-3 bulan dengan dosis pupuk Urea 75 Kg/ Hektar dan KCl 50 Kg/ Hektar. Pemberian pupuk susulan ini sebaiknya dilakukan bersamaan dengan waktu pendangiran.

2.6 Pemeliharaan
a. Penyiangan
Penyiangan perlu dilakukan sambil menggemburkan tanah, dilakukan pada umur 2-3 minggu dengan cara mencabut tanaman pengganggu (gulma)
b. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor/ emrat yang berlubang halus, diupayakan agar tanah tetap lembab jangan sampai becek.

2.7 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
a. Kutu Daun dan Tungau
Dikendalikan dengan penyemprotan pestisida yang dianjurkan
b. Penyakit Busuk Buah
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phomopsis  vexans, pencegahan dapat dilakukan dengan fungisida anjuran seperti Dithane 45 0,2-0,3%
c. Penyakit Gugur Daun
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Verticilium alboatrum,  pencegahan dapat dilakukan dengan fungisida anjuran seperti Dithane 45 0,2-0,3%



MATERI PENYULUHAN : PEMANFAATAN PEKARANGAN

1.     PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ditinjau dari potensi sumberdaya wilayah, sumberdaya alam wilayah BPP Kaliasin memiliki potensi ketersediaan pangan yang beragam dari satu wilayah ke wilayah lainnya, baik sebagai sumber karbohidrat maupun protein, vitamin dan mineral, yang berasal dari kelompok padi-padian, umbi- umbian, pangan hewani, kacang-kacangan, sayur dan buah serta biji berminyak.

Untuk meningkatkan gizi terutama pada gizi mikro masyarakat pada umumnya dan keluarga pada khususnya, dapat dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia dilingkungannya. Salah satu upaya pemberdayaan masyarakat tersebut di atas adalah dengan pemanfaatan pekarangan yang dikelola oleh keluarga tani-nelayan sehingga mudah untuk pemeliharaan dan pemanenan hasilnya.

Lahan pekarangan sudah lama dikenal dan  memiliki fungsi multiguna. Fungsi pekarangan adalah untuk menghasilkan :
(1) bahan makan sebagai tambahan hasil sawah dan tegalnya;
(2) sayur dan buah-buahan;
(3) unggas, ternak kecil dan ikan;
(4) rempah, bumbu-bumbu dan wangi-wangian;
(5) bahan kerajinan tangan;
(6) obat keluarga, serta
(7) uang tunai.

Usaha di pekarangan jika dikelola secara intensif sesuai dengan potensi pekarangan, disamping dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga, juga dapat memberikan sumbangan pendapatan bagi keluarga. Dari hasil penelitian, secara umum pekarangan dapat memberikan sumbangan pendapatan keluarga antara 7% sampai dengan 45%.

1.2 Pengertian – Pengertian
a. Pekarangan adalah sebidang tanah di sekitar rumah (bagian depan, samping maupun belakang) yang mudah di usahakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga, dan biasanya dibatasi dengan pagar.
b. Pemanfaatan Pekarangan adalah pekarangan yang dikelola melalui pendekatan terpadu berbagai jenis tanaman, ternak dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi keluarga.

2.     TUJUAN DAN SASARAN
2.1 Tujuan
a. Memenuhi kebutuhan gizi mikro keluarga secara berkesinambungan melalui kegiatan pemanfaatan pekarangan.                                                     
b. Meningkatkan keterampilan keluarga tani-nelayan dalam budidaya tanaman, ternak dan ikan, sekaligus pengolahannya dengan teknologi tepat guna.
c.  Meningkatkan pendapatan keluarga tani-nelayan.

2.2 Sasaran
Berkembangnya kemampuan wanita tani-nelayan dalam mengelola pekarangannya dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarganya.

3.     PELAKSANAAN PEMANFAATAN PEKARANGAN
Pekarangan sering juga disebut sebagai warung hidup, apotek hidup, lumbung hidup maupun bank hidup.

3.1 Sebagai Warung Hidup
Pekarangan yang berfungsi sebagai warung hidup adalah pekarangan yang dimanfaatkan dengan menanami dengan tanaman, ternak maupun ikan yang dapat dipanen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Warung hidup diartikan agar pekarangan menghasilkan yang biasa dibeli sehari-hari dari warung. Untuk pelaksanaannya pekarangan dapat ditanami berbagai jenis tanaman sayuran seperti; bayam, kangkung, mentimun, kacang panjang, terung, sawi dll, tanaman bumbu/ rempah seperti; jahe, kencur, kunyit, serei dll, ternak penghasil daging dan telur seperti; ayam, itik dll, maupun ikan seperti lele, nila dsb.






3.2 Sebagai Apotek Hidup
Dapat pula pekarangan berfungsi sebagai apotek hidup, dimana pekarangan ditanami berbagai jenis tanaman yang dapat dijadikan obat keluarga (TOGA). Tanaman obat keluarga tersebut diantaranya adalah; sembung, saga, tapak dara, mahkota dewa, daun dewa, brotowali, temu-temuan, mengkudu, mangkokan, meniran, dll.
 
3.3 Sebagai Lumbung Hidup
Dalam memenuhi kebutuhan karbohidrat, pekarangan dapat berfungsi sebagai lumbung hidup, dimana pekarangan ditanami dengan tanaman palawija yang banyak mengadung karbohidrat, seperti ubikayu, ubijalar, jagung, talas dll. Pada masa lalu, ketika masih ada musim “paceklik” dimana masa belum panen padi, peran pekarangan sebagai lumbung hidup ini sangat berarti sekali, sebagai pengganti padi/ beras pekarangan dapat menghasilkan jagung maupun umbi-umbian yang dapat dimasak sebagai pengganti nasi untuk konsumsi bahan makanan pokok.

3.4 Sebagai Bank Hidup
Pekarangan dapat pula berfungsi sebagai bank hidup, dimana pekarangan yang ditanami tanaman keras/ tahunnan yang dapat menghasilkan uang, tanaman ini merupakan investasi jangka panjang, yakni pekarangan yang ditanami tanaman buah-buahan seperti; rambutan, durian, sukun, mangga, belimbing, salak, lengkeng, alpukat maupun  tanaman kayu seperti albasiah, mahoni, jati dll.
Dalam mengelola lahan pekarangan sebaiknya kita menyusun suatu perencanaan penataan lahan pekarangan sehingga areal lahan yang akan dikelola dapat dimanfaatkan secara optimal dan produktif secara berkelanjutan.

4. PERENCANAAN POLA/ MODEL PEMANFAATAN PEKARANGAN
Berikut panduan perencanaan dalam upaya pemanfaatan lahan pekarangan: 
        
4.1 Pengolahan Lahan (Tanah) Tahap ini merupakan tahap awal dalam berkebun. Lahan perlu dibersihkan dari tanaman liar. Upayakan pembersihan lahan tidak menggunakan bahan kimia karena residunya dalam tanah akan mengurangi produktivitas tanah. Bila tanah berwarna gelap dan gembur, kita hanya perlu memberikan pupuk tambahan pada saat penanaman. Sedangkan bila tanah berwarna agak terang, pucat, dan padat maka kita perlu mengolahnya secara intensif dengan mencangkul untuk mengemburkan tanah dilanjutkan dengan memberikan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk kimia (TSP, KCl, dan Urea maupun NPK) secara berimbang.
4.2 Menentukan Jenis Tanaman
Pilihlah jenis tanaman yang bermanfaat bagi keperluan rumah tangga baik untuk obat atau kesehatan keluarga (sembung, saga, tapak dara, mahkota dewa, daun dewa, brotowali, sambiloto, temu-temuan, mengkudu, mangkokan, meniran) dan keperluan dapur (cabe, tomat, sayuran; bayam, kangkung, mentimun, kacang panjang, terung, sawi) serta pelengkap gizi keluarga (dengan menanam pepaya , pisang , jeruk dan ternak ayam, itik serta ikan). Untuk tujuan estetika, pilihan tanaman yang memiliki figure menarik yakni berbagai jenis/ macam tanaman  hias lainnya.
4.3 Menentukan Tata Letak Tanaman
Dipandang dari sudut pandang habitatnya, pada prinsipnya semua tanaman memerlukan sinar matahari yang cukup sepanjang hari. Tempatkan jenis-jenis yang berukuran kecil mulai dari bagian Timur dan tempatkan jenis tanaman yang berukuran besar seperti buah-buahan di bagian sebelah Barat. Hal ini dimaksudkan agar jenis tanaman yang besar tidak menaungi/ menghalangi sinar matahari terhadap tanaman yang kecil. Demikian pula kerapatan dan populasi tanaman perlu diperhatikan karena mempengaruhi efisiensi penggunaan cahaya matahari serta persaingan antar tanaman dalam menggunakan air dan unsur hara. Aturlah tata letak sedemikian rupa yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan misalnya jangan sampai menghalangi jalan masuk, menghalangi pandangan, dan sebagian tanaman atau kotoran masuk ke areal kebun tetangga.


Dari segi estetika, penempatan tanaman yang berukuran lebih kecil seperti tanaman hias sebaiknya ditanam di pekarangan paling depan, tanaman buah-buahan sebaiknya ditanam dibelakang atau dipinggir letak bangunan rumah. Jemuran pakaian juga perlu mendapat perhatian penempatannya, jangan sampai didepan rumah, usahakan dihalaman bagian belakang.
Dan apabila dari sudut pandang kesehatan, penempatan kandang ternak sebaiknya di halaman bagian belakang.
Secara garis besar area atau daerah taman pekarangan pada umumnya dapat dibagi menjadi:
a.   Daerah umum (public area).
Taman yang kita buat dimaksudkan pada area ini selain dilihat dan dinikmati oleh penghuni rumah juga oleh siapa saja yang lewat di depan atau disekitar rumah kita.
b.   Daerah kesibukan (service area).
Taman yag kita buat pada area ini adalah untuk kesibukan penghuni rumah, misalnya tempat mencuci pakaian, mencuci piring atau lainnya. Pada area inipun dapat ditanam tanaman bumbu-bumbuan, sayur-sayuran atau tempat menanam tanaman obat-obatan. Begitu pula tempat anak-anak bermain.
Biasanya daerah ini diletakkan dekat dapur, dengan maksud bila mau ambil tanaman bumbu pada saat sedang memasak mudah dan dekat sehingga tidak memerlukan waktu yang lama, jadi masakannya tidak menjadi hangus. Begitupula tempat anak-anak bermain diletakkan didaerah ini, dengan maksud ibu atau pembantu rumah tangga atau penghuni rumah yang lainnya sambil bekerja, setiap saat dapat mengawasi anak-anak yang sedang bermain. Apalagi tiba-tiba ada anggota keluarga memerlukan tanaman obat-obatan, terutama pada malam hari dapat dengan mudah dan aman mengambilnya.
c.    Daerah pribadi (private area).
Daerah ini kita buat taman yang khusus untuk pribadi, misalnya tempat ibu atau bapak menanam tanaman hobbinyam trmpat"bertukang", melakukan penelitian yang paling hemat, aman, setiap saat dapat diamati. Daerah pribadi ini biasanya disediakan disamping rumah.
d.   Daerah famili (family area).
Daerah ini dapat dibuat taman untuk kepentingan keluarga, atau tempat berolah raga, atau tempat keluarga berkumpul, camping dan lainnya. Jangan lupa memikirkan tempat anak-anak dikala remaja bersantai. Taman untuk keluarga ini diberi tempat yang strategis dipekarangan bila pekarangannya luas.
Jadi dalam menentukan bentuk/ model pola pemanfaatan pekarangan akan berbeda satu sama lain, tergantung luas lahan pekarangan, luas dan bentuk serta tata letak bangunan rumah, jenis tanaman yang sudah ada maupun yang akan ditanam, keadaan ekonomi, keadaan lingkungan serta keinginan untuk mengelola dan memanfaatkan pekarangan secara maksimal.


4.4 Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan baik untuk lahan maupun tanaman merupakan hal yang harus selalu diperhatikan. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan lahan dari rumput-rumput liar, bertujuan untuk mencegah kompetisi nutrisi tanaman dari tanah selain untuk kebersihan dan keindahan. Sisa-sisa tanaman dan rumput sebaiknya dikeringkan lalu dikubur ke dalam tanah dalam-dalam karena dapat meningkatkan kesuburan tanah. Sisa tanaman ini dapat juga diproses untuk dijadikan pupuk organik atau kompos. Pemberian air dengan cara penyiraman secara kontinyu sangat penting terutama pada tanaman yang berumur muda dan baru tumbuh, untuk selanjutnya aktivitas penyiraman ini dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan lahan pekarangan apakah kekeringan atau basah (lembab). Salah satu upaya untuk mempertahankan ketersediaan air di lahan pekarangan adalah dengan membuat kolam.





MATERI PENYULUHAN : ADMINISTRASI KELOMPOK WANITA TANI


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kata “administrasi” kerap terdengar dan sudah tidak asing lagi di telinga. Namun demikian, rata-rata masih banyak orang yang belum tahu arti sebenarnya dari administrasi itu sendiri. Sebelum melangkah jauh membahas materi Administrasi Kelompok Wanita Tani, terlebih dahulu kita bahas arti kata administrasi dan Kelompok Wanita Tani.
Dalam dunia pendidikan, administrasi erat kaitannya dengan manajemen, organisasi maupun kepemimpinan.
Uraian dari gambar tersebut, selanjutnya Waldo menerangkan bahwa administrasi meliputi dua aspek, yaitu  :
a.       Segi Statis             : berwujud wadah serta struktur yang mengatur hubungan formal 
  antara personil dan proses pencapaian tujuan bersama
b.      Segi Dinamis         : berwujud   keseluruhan   kegiatan  (aktivitas)   yang   dilakukan untuk mencapai 
                                     tujuan tertentu

Sedangkan pendapat Sukanto dan Tampubolon mengemukakan bahwa “administrasi merupakan segenap rangkaian usaha bersama yang dilaksanakan sekelompok orang dalam wadah organisasi untuk mencapai suatu tujuan”
Dari uraian tersebut, secara garis besar administrasi meliputi :
-          adanya usaha bersama
-          adanya kelompok orang
-          adanya aktivitas
-          adanya tujuan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses aktivitas daripada administrasi dan karena pimpinan dari organisasi adalah sekaligus merupakan pimpinan manajemen, maka dia juga yang mempunyai wewenang menggerakkan kemudi administrasinya.


Organisasi
 
Kelompok Wanita Tani adalah kumpulan ibu-ibu istri petani atau para wanita yang mempunyai aktivitas dibidang pertanian yang tumbuh berdasarkan keakraban, keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian untuk bekerjasama meningkatkan produktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya.
Lebih jauh Kelompok Wanita Tani juga dapat berperan sebagai :
a. Kelas Belajar
Merupakan wadah bagi setiap anggotanya untuk berinteraksi guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam berusahatani yang lebih baik dan menguntungkan, serta berperilaku lebih mandiri untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera
b. Unit Produksi Usahatani
            Merupakan satu kesatuan unit usahatani, untuk mewujudkan kerjasama dalam mencapai skala usaha ekonomi yang lebih menguntungkan
c. Wahana Kerjasama
Merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama Anggota dalam Kelompok Wanita Tani dan antara Kelompok Wanita Tani dengan Kelompok Wanita Tani lain maupun dengan pihak-pihak lainnya dalam rangka untuk menghadapi berbagai ancaman, tantangan dan hambatan serta gangguan.

1.2 Tujuan
Tujuan disusunnya materi yang berjudul Administrasi Kelompok Wanita Tani ini adalah dalam rangka pelaksanaan pembinaan Kelompok Wanita Tani di Wilayah BPP Kaliasin


II. ADMINISTRASI KELOMPOK WANITA TANI

2.1 Pengertian Administrasi Kelompok Wanita Tani
Administrasi Kelompok Wanita Tani adalah seperangkat catatan atau dokumen yang menyangkut semua kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tersebut.
Perangkat administrasi kelompok yang baik dan benar diperlukan sebagai bahan informasi bagi kelompok maupun pihak lain yang berkaitan dengan kelompok itu, seperti : usaha, permodalan, jaringan kerjasama dan lain-lain. Perangkat administrasi itu dibedakan menjadi dua bagian pokok, yaitu administrasi kegiatan dan administrasi keuangan.

2.1.1                Administrasi Kegiatan
Administrasi Kegiatan adalah segala catatan yang dilakukan oleh kelompok berkaitan dengan kegiatan kelompok diluar urusan keuangan. Beberapa perangkat administrasi kegiatan yang diperlukan kelompok antara lain :
1).        Buku Induk Anggota
2).        Buku Kegiatan Kelompok
3).        Buku Tamu
4).        Buku Notulen Rapat
5).        Buku Produktivitas dan Hasil Produksi
6).        Buku Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar
7).        Buku Ekspedisi
8).        Buku Kepemilikan Sarana/ Prasarana Anggota
9).        Buku Luas Lahan Garapan
10).      Buku Pengurus
11).      Buku Daftar Hadir

2.1.2                Administrasi Keuangan
Administrasi Keuangan adalah segala catatan yang dilakukan oleh kelompok berkaitan dengan keuangan kelompok, selain buku-buku administrasi kegiatan kelompok. Beberapa perangkat administrasi keuangan yang diperlukan kelompok antara lain :
1).        Buku Kas
2).        Buku Iuran Anggota
3).        Buku Tabungan Anggota
4).        Buku Inventaris
5).        Buku Penjualan
6).        Buku Pembelian

2.2  Perangkat Kelengkapan Administrasi Lainnya
Selain buku-buku dan dokumen penting lain yang harus dimiliki Kelompok Wanita Tani, Kelompok Wanita Tani yang kuat dan sudah maju diharapkan juga memiliki perangkat kelengkapan administrasi lainnya, yakni berupa :
1).        Sekretariat Kelompok Wanita Tani
2).        Papan Nama (Plank) Kelompok Wanita Tani
3).        Stempel Kelompok Wanita Tani
4).        Arsip Surat Masuk dan Surat Keluar
5).        Arsip Dokumen Berita Acara Pembentukan Kelompok Wanita Tani
6).        Arsip Dokumen Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kelompok Wanita Tani
7).        Arsip Dokumen Berita Acara Benah Kelompok Wanita Tani
8).        Rencana Kerja Kelompok atau Rencana Definitif Kelompok Tani (RDK)
9).        Rencana Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK)
10).      Rencana Usaha Anggota (RUA)
11).      Arsip Dokumen Biodata Anggota Kelompok Wanita Tani
12).      Dokumen berupa papan data (Monografi)  Kelompok Wanita Tani
13).      Peta Wilayah Kelompok Wanita Tani

III. JENIS-JENIS ADMINISTRASI
        KELOMPOK WANITA TANI

3.1 Administrasi Kegiatan Kelompok Wanita Tani

1).    Buku Induk Anggota
Buku induk anggota adalah dokumen tertulis yang berisi tentang biodata setiap ibu-ibu tani maupun wanita tani yang menjadi anggota kelompok.
Buku ini bermanfaat untuk mengetahui nama-nama anggota, jumlah dan perkembangan anggotanya serta hal-hal lain yang berhubungan dengan data anggota kelompok.
Nomor anggota diberikan kepada setiap anggota sesuai dengan urutan pada saat petani menyatakan diri menjadi anggota kelompok.

2).    Buku Tamu
Buku tamu adalah dokumen tertulis yang berisi catatan tentang pihak-pihak luar yang pernah berkunjung ke dalam kelompok.
Buku ini bermanfaat untuk mengetahui seberapa jauh perhatian maupun bimbingan yang pernah diberikan oleh pihak luar terhadap kelompok yang bersangkutan. Buku tamu diisi setiap kali ada pihak luar kelompok yang dating untuk suatu keperluan.
            Didalamnya selain berisikan waktu dan nama serta instansi, juga memuat maksud/ tujuan dan kesan/ saran. Maksud/ tujuan adalah untuk apa seseorang tersebut datang kepada kelompok, ini bermanfaat untuk melihat seberapa jauh kelompok memperoleh pembinaan dari pihak luar yang relevan. Sedangkan kesan/ saran adalah apa yang menurut seseorang tersebut menarik perhatian dalam kelompok yang dikunjungi, kesan-kesan ini bisa positif dan bisa juga negatif. Kolom saran juga baik kalau diisi tentang usulan-usulan perbaikan dari orang yang berkunjung terhadap kelompok, karena usulan yang bersifat konkrit dan jelas, penting bagi kelompok untuk ditindak lanjuti sebagai bahan pembahasan dalam pertemuan pengurus/ anggota.

3).    Buku Notulen Rapat
                                    Buku notulen rapat adalah berisi catatan tentang hal-hal yang telah dibahas dalam setiap pertemuan kelompok, baik pertemuan pengurus maupun pertemuan anggota.
                                    Catatan pertemuan ini penting untuk mengetahui segala persoalan ataupun hal-hal lain yang pernah dibicarakan. Catatan ini juga bermanfaat bagi kelompok untuk melihat pengalaman-pengalamannya yang lalu baik berupa keberhasilan maupun kelemahan serta persoalan-persoalan yang dihadapi kelompok dan cara mengatasinya.
                                    Bagi pihak luar, catatan ini juga bermanfaat untuk mengetahui persoalan yang pernah dibicarakan di dalam kelompok sehingga dapat membantu pihak luar dalam memberikan bimbingan selanjutnya.
                      Hasil pertemuan dicatat secara garis besar ataupun kesimpulan yang menurut anggota dianggap penting, tidak perlu semua kalimat/ perkataan yang disampaikan semua peserta dicatat sebagai hasil pertemuan.
                       
                        4).    Buku Kegiatan Kelompok
                                    Buku kegiatan kelompok adalah dokumen tertulis yang mencatat tentang segala kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok, misalnya rencana kegiatan kelompok, catatan pelaksanaan kegiatan, hasil monitoring dan evaluasi kegiatan kelompok, dan sebagainya.
                        Dokumen-dokumen tersebut bermanfaat bagi kelompok untuk mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang dimiliki.
                       
5).    Buku Produktivitas dan Hasil Produksi
Buku produktivitas dan hasil produksi adalah dokumen tertulis yang mencatat tentang segala hasil tingkat produktivitas panenan dan produksi usahatani seluruh komoditi yang diusahakan para petani yang dilaksanakan di wilayah kelompok tersebut, misalnya produktivitas dan produksi usahatani padi sawah, palawija, hortikultura maupun komoditi peternakan.
                  Dokumen-dokumen tersebut bermanfaat bagi kelompok untuk mengingat kembali pengalaman-pengalaman tentang grafik fluktuasi tingkat produktivitas dan produksi berbagai komoditi dari musim ke musim.
6).    Buku Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar
Buku agenda surat masuk dan surat keluar  adalah dokumen tertulis yang berisi catatan tentang surat-surat yang dibuat kelompok untuk para anggota maupun pihak luar serta surat-surat yang diterima kelompok dari pihak-pihak luar yang pernah dikirim ke kelompok.

7).    Buku Ekspedisi
Buku ekspedisi adalah dokumen tertulis yang memuat tentang bukti pengiriman dokumen seperti surat maupun dokumen/ barang lainnya yang dikirim kepada para anggota maupun kepada pihak-pihak luar.

8).    Buku Kepemilikan Sarana/ Prasarana Anggota
Buku kepemilikan sarana/ prasarana anggota adalah dokumen tertulis yang berisi tentang jenis-jenis sarana dan prasarana pertanian seperti alat-alat dan mesin pertanian yang dimiliki anggota kelompok.
Buku ini bermanfaat untuk mengetahui nama-nama anggota yang memiliki alat-alat dan mesin pertanian sehingga dapat direkapitulasi jumlah saana dan prasarana pertanian di kelompok tersebut.

9).    Buku Luas Lahan Garapan
Buku luas lahan garapan dan usahatani anggota adalah dokumen tertulis yang berisi tentang luasan areal lahan garapan anggota kelompok berupa lahan darat pekarangan, tegalan, kebun serta jenis-jenis usahatani yang dijalankan para anggota .
Buku ini berguna untuk mengetahui luasan areal garapan dan jenis usahatani anggota sehingga kelompok dapat mengklasifikasi anggotanya berdasarkan jenis usahatani para anggota.

10).  Buku Pengurus
Buku pengurus adalah dokumen tertulis yang berisi tentang biodata setiap petani yang menjadi pengurus kelompok.
Buku ini bermanfaat untuk mengetahui nama-nama pengurus di setiap periode kepengurusan yang disepakati.

11). Buku Daftar Hadir
Buku daftar hadir adalah dokumen tertulis yang berisi kehadiran setiap ibu-ibu tani maupun wanita tani yang menjadi anggota kelompok dalam setiap kali kelompok mengadakan kegiatan.
Buku ini bermanfaat untuk mengetahui nama-nama anggota yang menghadiri berbagai kegiatan kelompok.

3.2      Administrasi Keuangan

1).    Buku Kas
Buku kas adalah dokumen tertulis yang mencatat tentang segala kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok yang menyangkut keluar masuknya keuangan kelompok.
Biasanya format buku berisikan tentang tanggal dan bulan pelaksanaan, nomor bukti kas, uraian penerimaan maupun pengeluaran uang dan saldo kas.

2).    Buku Iuran Anggota
Buku iuran anggota adalah dokumen tertulis yang mencatat tentang masuknya iuran dalam bentuk uang tunai maupun natura kedalam kas kelompok. Besar kecilnya iuran ditentukan berdasarkan keputusan musyawarah anggota kelompok. Iuran anggota adalah penting artinya bagi kelangsungan organisasi Kelompok Wanita Tani karena dapat digunakan untuk membiayai semua kegiatan kelompok.

3).    Buku Tabungan Anggota
Buku tabungan anggota adalah dokumen tertulis yang mencatat tentang masuknya tabungan dalam bentuk uang tunai maupun natura kedalam kas kelompok. Besar kecilnya iuran ditentukan berdasarkan keputusan musyawarah serta kesanggupan anggota kelompok untuk menyisihkan sebagian hasil usahataninya sebagai tabungan anggota yang sewaktu-waktu dapat diambil kembali. Tabungan anggota dapat berupa tabungan lebaran atau yang diperuntukan bagi keperluan anak sekolah.

4).    Buku Inventaris
Buku inventaris adalah dokumen tertulis yang berisi tentang jenis barang, sarana dan prasarana pertanian seperti alat-alat dan mesin pertanian yang dimiliki kelompok baik yang berasal dari pembelian yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani maupun dari bantuan pemerintah.
Buku ini bermanfaat untuk mengetahui alat-alat dan mesin pertanian yang dimiliki oleh Kelompok Wanita Tani.

5).    Buku Penjualan
Buku penjualan  adalah dokumen tertulis yang mencatat tentang segala kegiatan penjualan hasil produksi usahatani yang dihasilkan Kelompok Wanita Tani yang dilaksanakan oleh anggota kelompok.
Buku penjualan akan bermanfaat untuk mengetahui perkembangan penjualan hasil produksi usahatani, termasuk perkembangan harga jual tiap-tiap komoditi usahatani yang dijual.

6).    Buku Pembelian
Buku pembelin  adalah dokumen tertulis yang mencatat tentang segala kegiatan pengeluaran uang yang dipergunakan untuk membeli barang berupa alat dan mesin pertanian serta bahan baku usahatani berupa sarana prduksi pertanian seperti pupuk, pestisida dsb.

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sebuah organisasi Kelompok Wanita Tani yang kuat dan maju sudah sepatutnya mempunyai administrasi kelompok yang baik dan benar untuk menunjang semua aktivitas yang dilakukan kelompok tersebut. Perangkat kelengkapan administrasi Kelompok Wanita Tani yang semestinya dibuat, digunakan dan dimiliki Kelompok Wanita Tani diantaranya adalah :

4.1.1                Administrasi Kegiatan
1).        Buku Induk Anggota
2).        Buku Kegiatan Kelompok
3).        Buku Tamu
4).        Buku Notulen Rapat
5).        Buku Produktivitas dan Hasil Produksi
6).        Buku Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar
7).        Buku Ekspedisi
8).        Buku Kepemilikan Sarana/ Prasarana Anggota
9).        Buku Luas Lahan Garapan
10).      Buku Pengurus
11).      Buku Daftar Hadir

4.1.2                Administrasi Keuangan
1).        Buku Kas
2).        Buku Iuran Anggota
3).        Buku Tabungan Anggota
4).        Buku Inventaris
5).        Buku Penjualan
6).        Buku Pembelian

4.1.3                Perangkat Kelengkapan Administrasi Lainnya
1).        Sekretariat Kelompok Wanita Tani
2).        Papan Nama (Plank) Kelompok Wanita Tani
3).        Stempel Kelompok Wanita Tani
4).        Arsip Surat Masuk dan Surat Keluar
5).        Arsip Dokumen Berita Acara Pembentukan Kelompok Wanita Tani
6).        Arsip Dokumen Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kelompok Tani
7).        Arsip Dokumen Berita Acara Benah Kelompok Wanita Tani
8).        Rencana Kerja Kelompok atau Rencana Definitif Kelompok Tani (RDK)
9).        Rencana Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK)
10).      Rencana Usaha Anggota (RUA)
11).      Arsip Dokumen Biodata Anggota Kelompok Wanita Tani
12).      Dokumen berupa papan data (Monografi) Kelompok Wanita Tani
13).      Peta Wilayah Kelompok Wanita Tani

4.2 Saran-saran
Karena dalam melaksanakan administrasi memerlukan biaya, keterampilan maupun kemauan pengurus Kelompok Wanita Tani, ada beberapa saran sebagai beriktut :
1).        Secara periodik perlu dilaksanakan kegiatan berupa kursus kilat administrasi Kelompok Wanita Tani bagi pengurus Kelompok Wanita Tani
2).        Memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada di lingkungan Kelompok Wanita Tani
3).        Bimbingan para Penyuluh Pertanian kepada Kelompok Wanita Tani secara berkala
4).    Perlombaan administrasi kelompok perlu dilaksanakan untuk memacu pelaksanaan administrasi  Kelompok Wanita Tani