Kamis, 29 Maret 2012

MATERI PENYULUHAN : TEKNIS BERCOCOK TANAM TERUNG


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Terung (Solanum melongena L) termasuk suku Solanaceae dan termasuk tanaman setahun yang berbentuk perdu. Buahnya beraneka ragam bentuk dan warnanya. Kulit buah liat tapi kalau digigit renyah. Kebanyakan buahnya tunggal walaupun bunganya terdapat dalam satu tandan tetapi yang dapat menjadi buah hanya satu, bunga berbentuk terompet dengan bentuk biji gepeng.
Tanaman terung dapat ditanam dimana saja mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Perawatannya mudah, bahkan lebih mudah dari tanaman tomat karena lebih tahan terhadap penyakit layu dan tahan terhadap banyaknya hujan. Tanam terung yang baik adalah pada awal musim kemarau atau pada musim hujan.

1.2 Jenis-jenis Terung
a. Terung Kopek
Buah bulat panjang dengan ujung tumpul, warna ungu atau keputih-putihan
b. Terung Craigi
Buah bulat panjang dengan ujung runcing, ada yang lurus ada pula yang bengkok, warna buah ungu
c. Terung Bogor (Terung Kelapa)
Buah bulat besar, berwarna putih atau hijau keputih-putihan, rasanya renyah agak ketir, biasa untuk lalap
d.  Terung Gelatik (Terung Lalap)
Buahnya seperti terung bogor tetapi kecil, warnanya ungu atau putih keungu-unguan,rasanya langu tetapi tidak getir, hanya dimakan mentah sebagai lalap

1.3 Syarat Tumbuh
a. Iklim
Terung menghendaki iklim panas tapi tahan bila ditanam di musim hujan asal tanahnya tidak becek. Dapat ditanam mulai di daratan rendah sampai ketinggian 1.200 meter dpl
b. Tanah
Terung memerlukan tanah yang gembur, mudah meresap air, lebih bagus lagi pada tanah lempung berpasir serta banyak mengandung pupuk organik  dengan pH berkisar 5,0-6,0 

2.6 Pemeliharaan
a. Penyiangan
Penyiangan perlu dilakukan sambil menggemburkan tanah, dilakukan pada umur 2-3 minggu dengan cara mencabut tanaman pengganggu (gulma)
b. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor/ emrat yang berlubang halus, diupayakan agar tanah tetap lembab jangan sampai becek.

2.7 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
a. Kutu Daun dan Tungau
Dikendalikan dengan penyemprotan pestisida yang dianjurkan
b. Penyakit Busuk Buah
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phomopsis  vexans, pencegahan dapat dilakukan dengan fungisida anjuran seperti Dithane 45 0,2-0,3%
c. Penyakit Gugur Daun
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Verticilium alboatrum,  pencegahan dapat dilakukan dengan fungisida anjuran seperti Dithane 45 0,2-0,3%


II BERCOCOK TANAM
 
2.1 Benih
Tanaman terung diperbanyak dengan biji, sebaiknya melalui persemaian. Persemaian dapat berupa persemaian lapangan, kotak maupun polybag. Kebutuhan benih sekitar 150-500  Gr. Sebelum ditanam sebaiknya dijemur dibawah sinar matahari selama 2-3 jam mulai pukul 09.00-12.00

2.2 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dengan cara mencangkul sedalam 20-30 Cm dilakukan sampai tanah benar-benar gembur dan pemberian pupuk kandang sebanyak 10-20 Ton/ Hektar.
Buat  bedengan dengan ukuran lebar 120 Cm dan panjang sesuai kebutuhan dengan tinggi 20 Cm serta lebar antar bedengan 30 Cm untuk drainase serta untuk memudahkan pemeliharaan

2.3 Persemaian
Bedengan persemaian  dengan ukuran lebar 120 Cm panjang secukupnya dan tinggi  20 Cm. Setelah diberi pupuk kandang benih ditaburkan merata. Untuk memudahkan penanaman dan pengangkutan, dapat pula disemai dalam kotai atau polybag. Lakukan pemeliharaan persemaian seperti pemupukan dengan pupuk an-organik, penyiraman maupun pengendalian organisme pengganggu tanaman.
Bibit terung sudah dapat dipindahtanamkan setelah berumur 1-1,5 bulan atau telah berdaun 4-5 helai.

2.4 Penanaman
Sebelum penanaman, pada bedengan pertanaman dapat dibuat lubang tanam dengan jarak tanam 60 X 60 Cm atau 60 X 90 Cm pada lahan sawah atau 70 X 80 Cm pada lahan darat. Taburkan pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5 Kg per lubang. Tanamlah bibit terung 1 pohon setiap lubangnya.

2.5 Pemupukan
Kebutuhan pupuk an-organik untuk pertanaman  terung adalah sebanyak 175 Kg/ Hektar, SP-36 100-200 Kg/ Hektar dan KCl 100 Kg/ Hektar.
Pemupukan dasar diberikan pada umur 2 minggu setelah tanam dengan  dosis  Urea  100 Kg/ Hektar,  SP-36 100-200 Kg/ Hektar
dan KCl 50 Kg/ Hektar dengan cara dibenamkan dalam larikan atau ditugal dengan jarak 5-10 Cm dari tanaman. Sedangkan pemupukan susulan dilakukan pada umur 2,5-3 bulan dengan dosis pupuk Urea 75 Kg/ Hektar dan KCl 50 Kg/ Hektar. Pemberian pupuk susulan ini sebaiknya dilakukan bersamaan dengan waktu pendangiran.

2.6 Pemeliharaan
a. Penyiangan
Penyiangan perlu dilakukan sambil menggemburkan tanah, dilakukan pada umur 2-3 minggu dengan cara mencabut tanaman pengganggu (gulma)
b. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor/ emrat yang berlubang halus, diupayakan agar tanah tetap lembab jangan sampai becek.

2.7 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
a. Kutu Daun dan Tungau
Dikendalikan dengan penyemprotan pestisida yang dianjurkan
b. Penyakit Busuk Buah
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phomopsis  vexans, pencegahan dapat dilakukan dengan fungisida anjuran seperti Dithane 45 0,2-0,3%
c. Penyakit Gugur Daun
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Verticilium alboatrum,  pencegahan dapat dilakukan dengan fungisida anjuran seperti Dithane 45 0,2-0,3%



1 komentar: