1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ditinjau dari potensi sumberdaya
wilayah, sumberdaya alam wilayah BPP Kaliasin memiliki potensi ketersediaan
pangan yang beragam dari satu wilayah ke wilayah lainnya, baik sebagai sumber
karbohidrat maupun protein, vitamin dan mineral, yang berasal dari kelompok
padi-padian, umbi- umbian, pangan hewani, kacang-kacangan, sayur dan buah serta
biji berminyak.
Untuk meningkatkan gizi terutama pada
gizi mikro masyarakat pada umumnya dan keluarga pada khususnya, dapat dilakukan
melalui pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia
dilingkungannya. Salah satu upaya pemberdayaan masyarakat tersebut di atas
adalah dengan pemanfaatan pekarangan yang dikelola oleh keluarga tani-nelayan
sehingga mudah untuk pemeliharaan dan pemanenan hasilnya.
Lahan pekarangan sudah lama dikenal
dan memiliki fungsi multiguna. Fungsi
pekarangan adalah untuk menghasilkan :
(1) bahan makan sebagai tambahan
hasil sawah dan tegalnya;
(2) sayur dan buah-buahan;
(3) unggas, ternak kecil dan ikan;
(4) rempah, bumbu-bumbu dan
wangi-wangian;
(5) bahan kerajinan tangan;
(6) obat keluarga, serta
(7) uang tunai.
Usaha di pekarangan jika dikelola
secara intensif sesuai dengan potensi pekarangan, disamping dapat memenuhi
kebutuhan konsumsi rumah tangga, juga dapat memberikan sumbangan pendapatan
bagi keluarga. Dari hasil penelitian, secara umum pekarangan dapat memberikan
sumbangan pendapatan keluarga antara 7% sampai dengan 45%.
1.2
Pengertian – Pengertian
a.
Pekarangan adalah
sebidang tanah di sekitar rumah (bagian depan, samping maupun belakang) yang
mudah di usahakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui
perbaikan menu keluarga, dan biasanya dibatasi dengan pagar.
b.
Pemanfaatan Pekarangan
adalah pekarangan yang dikelola melalui pendekatan terpadu berbagai jenis
tanaman, ternak dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang
beranekaragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi keluarga.
2. TUJUAN
DAN SASARAN
2.1
Tujuan
a. Memenuhi kebutuhan gizi mikro keluarga secara
berkesinambungan melalui kegiatan pemanfaatan pekarangan.
b.
Meningkatkan keterampilan keluarga tani-nelayan dalam budidaya tanaman, ternak
dan ikan, sekaligus pengolahannya dengan teknologi tepat guna.
c. Meningkatkan pendapatan keluarga tani-nelayan.
2.2
Sasaran
Berkembangnya kemampuan wanita
tani-nelayan dalam mengelola pekarangannya dalam memenuhi kebutuhan pangan dan
gizi keluarganya.
3. PELAKSANAAN
PEMANFAATAN PEKARANGAN
Pekarangan
sering juga disebut sebagai warung hidup, apotek hidup, lumbung hidup maupun
bank hidup.
3.1
Sebagai Warung Hidup
Pekarangan yang berfungsi sebagai
warung hidup adalah pekarangan yang dimanfaatkan dengan menanami dengan
tanaman, ternak maupun ikan yang dapat dipanen untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Warung hidup diartikan agar pekarangan menghasilkan yang biasa
dibeli sehari-hari dari warung. Untuk pelaksanaannya pekarangan dapat ditanami
berbagai jenis tanaman sayuran seperti; bayam, kangkung, mentimun, kacang panjang,
terung, sawi dll, tanaman bumbu/ rempah seperti; jahe, kencur, kunyit, serei
dll, ternak penghasil daging dan telur seperti; ayam, itik dll, maupun ikan
seperti lele, nila dsb.
3.2
Sebagai Apotek Hidup
Dapat
pula pekarangan berfungsi sebagai apotek hidup, dimana pekarangan ditanami
berbagai jenis tanaman yang dapat dijadikan obat keluarga (TOGA). Tanaman obat
keluarga tersebut diantaranya adalah; sembung, saga, tapak dara, mahkota dewa,
daun dewa, brotowali, temu-temuan, mengkudu, mangkokan, meniran, dll.
3.3
Sebagai Lumbung Hidup
Dalam
memenuhi kebutuhan karbohidrat, pekarangan dapat berfungsi sebagai lumbung
hidup, dimana pekarangan ditanami dengan tanaman palawija yang banyak mengadung
karbohidrat, seperti ubikayu, ubijalar, jagung, talas dll. Pada masa lalu,
ketika masih ada musim “paceklik” dimana masa belum panen padi, peran
pekarangan sebagai lumbung hidup ini sangat berarti sekali, sebagai pengganti
padi/ beras pekarangan dapat menghasilkan jagung maupun umbi-umbian yang dapat
dimasak sebagai pengganti nasi untuk konsumsi bahan makanan pokok.
3.4
Sebagai Bank Hidup
Pekarangan dapat pula berfungsi
sebagai bank hidup, dimana pekarangan yang ditanami tanaman keras/ tahunnan
yang dapat menghasilkan uang, tanaman ini merupakan investasi jangka panjang,
yakni pekarangan yang ditanami tanaman buah-buahan seperti; rambutan, durian,
sukun, mangga, belimbing, salak, lengkeng, alpukat maupun tanaman kayu seperti albasiah, mahoni, jati
dll.
Dalam mengelola lahan pekarangan
sebaiknya kita menyusun suatu perencanaan penataan lahan pekarangan sehingga
areal lahan yang akan dikelola dapat dimanfaatkan secara optimal dan produktif
secara berkelanjutan.
4.
PERENCANAAN POLA/ MODEL PEMANFAATAN PEKARANGAN
Berikut panduan perencanaan dalam
upaya pemanfaatan lahan pekarangan:
4.1 Pengolahan Lahan (Tanah) Tahap
ini merupakan tahap awal dalam berkebun. Lahan perlu dibersihkan dari tanaman
liar. Upayakan pembersihan lahan tidak menggunakan bahan kimia karena residunya
dalam tanah akan mengurangi produktivitas tanah. Bila tanah berwarna gelap dan
gembur, kita hanya perlu memberikan pupuk tambahan pada saat penanaman.
Sedangkan bila tanah berwarna agak terang, pucat, dan padat maka kita perlu
mengolahnya secara intensif dengan mencangkul untuk mengemburkan tanah
dilanjutkan dengan memberikan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk
kimia (TSP, KCl, dan Urea maupun NPK) secara berimbang.
4.2
Menentukan Jenis Tanaman
Pilihlah jenis tanaman yang
bermanfaat bagi keperluan rumah tangga baik untuk obat atau kesehatan keluarga
(sembung, saga, tapak dara, mahkota dewa, daun dewa, brotowali, sambiloto,
temu-temuan, mengkudu, mangkokan, meniran) dan keperluan dapur (cabe, tomat,
sayuran; bayam, kangkung, mentimun, kacang panjang, terung, sawi) serta
pelengkap gizi keluarga (dengan menanam pepaya , pisang , jeruk dan ternak
ayam, itik serta ikan). Untuk tujuan estetika, pilihan tanaman yang memiliki
figure menarik yakni berbagai jenis/ macam tanaman hias lainnya.
4.3
Menentukan Tata Letak Tanaman
Dipandang dari sudut pandang
habitatnya, pada prinsipnya semua tanaman memerlukan sinar matahari yang cukup
sepanjang hari. Tempatkan jenis-jenis yang berukuran kecil mulai dari bagian
Timur dan tempatkan jenis tanaman yang berukuran besar seperti buah-buahan di
bagian sebelah Barat. Hal ini dimaksudkan agar jenis tanaman yang besar tidak
menaungi/ menghalangi sinar matahari terhadap tanaman yang kecil. Demikian pula
kerapatan dan populasi tanaman perlu diperhatikan karena mempengaruhi efisiensi
penggunaan cahaya matahari serta persaingan antar tanaman dalam menggunakan air
dan unsur hara. Aturlah tata letak sedemikian rupa yang disesuaikan dengan
kondisi lingkungan misalnya jangan sampai menghalangi jalan masuk, menghalangi
pandangan, dan sebagian tanaman atau kotoran masuk ke areal kebun tetangga.
Dari segi estetika, penempatan
tanaman yang berukuran lebih kecil seperti tanaman hias sebaiknya ditanam di
pekarangan paling depan, tanaman buah-buahan sebaiknya ditanam dibelakang atau
dipinggir letak bangunan rumah. Jemuran pakaian juga perlu mendapat perhatian
penempatannya, jangan sampai didepan rumah, usahakan dihalaman bagian belakang.
Dan apabila dari sudut pandang
kesehatan, penempatan kandang ternak sebaiknya di halaman bagian belakang.
Secara
garis besar area atau daerah taman pekarangan pada umumnya dapat dibagi menjadi:
a. Daerah umum
(public area).
Taman
yang kita buat dimaksudkan pada area ini selain dilihat dan dinikmati oleh
penghuni rumah juga oleh siapa saja yang lewat di depan atau disekitar rumah
kita.
b.
Daerah kesibukan (service area).
Taman
yag kita buat pada area ini adalah untuk kesibukan penghuni rumah, misalnya
tempat mencuci pakaian, mencuci piring atau lainnya. Pada area inipun dapat
ditanam tanaman bumbu-bumbuan, sayur-sayuran atau tempat menanam tanaman
obat-obatan. Begitu pula tempat anak-anak bermain.
Biasanya
daerah ini diletakkan dekat dapur, dengan maksud bila mau ambil tanaman bumbu
pada saat sedang memasak mudah dan dekat sehingga tidak memerlukan waktu yang
lama, jadi masakannya tidak menjadi hangus. Begitupula tempat anak-anak bermain
diletakkan didaerah ini, dengan maksud ibu atau pembantu rumah tangga atau
penghuni rumah yang lainnya sambil bekerja, setiap saat dapat mengawasi
anak-anak yang sedang bermain. Apalagi tiba-tiba ada anggota keluarga
memerlukan tanaman obat-obatan, terutama pada malam hari dapat dengan mudah dan
aman mengambilnya.
c. Daerah
pribadi (private area).
Daerah
ini kita buat taman yang khusus untuk pribadi, misalnya tempat ibu atau bapak
menanam tanaman hobbinyam trmpat"bertukang", melakukan penelitian
yang paling hemat, aman, setiap saat dapat diamati. Daerah pribadi ini biasanya
disediakan disamping rumah.
d. Daerah
famili (family area).
Daerah ini
dapat dibuat taman untuk kepentingan keluarga, atau tempat berolah raga, atau
tempat keluarga berkumpul, camping dan lainnya. Jangan lupa memikirkan tempat
anak-anak dikala remaja bersantai. Taman untuk keluarga ini diberi tempat yang
strategis dipekarangan bila pekarangannya luas.
Jadi dalam menentukan bentuk/ model
pola pemanfaatan pekarangan akan berbeda satu sama lain, tergantung luas lahan
pekarangan, luas dan bentuk serta tata letak bangunan rumah, jenis tanaman yang
sudah ada maupun yang akan ditanam, keadaan ekonomi, keadaan lingkungan serta
keinginan untuk mengelola dan memanfaatkan pekarangan secara maksimal.
4.4
Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan baik untuk lahan
maupun tanaman merupakan hal yang harus selalu diperhatikan. Penyiangan
dilakukan dengan membersihkan lahan dari rumput-rumput liar, bertujuan untuk
mencegah kompetisi nutrisi tanaman dari tanah selain untuk kebersihan dan
keindahan. Sisa-sisa tanaman dan rumput sebaiknya dikeringkan lalu dikubur ke
dalam tanah dalam-dalam karena dapat meningkatkan kesuburan tanah. Sisa tanaman
ini dapat juga diproses untuk dijadikan pupuk organik atau kompos. Pemberian
air dengan cara penyiraman secara kontinyu sangat penting terutama pada tanaman
yang berumur muda dan baru tumbuh, untuk selanjutnya aktivitas penyiraman ini
dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan lahan pekarangan apakah kekeringan
atau basah (lembab). Salah satu upaya untuk mempertahankan ketersediaan air di
lahan pekarangan adalah dengan membuat kolam.
info ini penuh manfaat,...terimakasih banyak buat penulis dan BPP Kaliasin. Semoga tambah sukses...membina masyarakat ...aamiin
BalasHapusterima kasih infonya
BalasHapussemoga semakin d tambah ilmunya amin..
Terimahkasih infonya,smg smkn banyak masyarakat yg mrmamffatkan pekarangannya sebagai penambah gizi klrg dan lain2
BalasHapusTerima kasih Ibuk atas informasinya. Insya Allah bulan ini kami akan melakukan sosialisasi dan pelatihan untuk pemanfaatan pekarangan rumah.
BalasHapus