I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terung (Solanum melongena L) termasuk suku Solanaceae dan
termasuk tanaman setahun yang berbentuk perdu. Buahnya beraneka ragam bentuk
dan warnanya. Kulit buah liat tapi kalau digigit renyah. Kebanyakan buahnya
tunggal walaupun bunganya terdapat dalam satu tandan tetapi yang dapat menjadi
buah hanya satu, bunga berbentuk terompet dengan bentuk biji gepeng.
Tanaman terung dapat ditanam dimana saja mulai dari dataran
rendah sampai dataran tinggi. Perawatannya mudah, bahkan lebih mudah dari
tanaman tomat karena lebih tahan terhadap penyakit layu dan tahan terhadap
banyaknya hujan. Tanam terung yang baik adalah pada awal musim kemarau atau
pada musim hujan.
1.2 Jenis-jenis Terung
a. Terung Kopek
Buah bulat panjang dengan ujung tumpul, warna ungu atau
keputih-putihan
b. Terung Craigi
Buah bulat panjang dengan ujung runcing, ada yang lurus ada
pula yang bengkok, warna buah ungu
c. Terung Bogor (Terung Kelapa)
Buah bulat besar, berwarna putih atau hijau keputih-putihan,
rasanya renyah agak ketir, biasa untuk lalap
d. Terung Gelatik (Terung Lalap)
Buahnya seperti terung bogor tetapi kecil,
warnanya ungu atau putih keungu-unguan,rasanya langu tetapi tidak getir, hanya
dimakan mentah sebagai lalap
1.3
Syarat Tumbuh
a.
Iklim
Terung menghendaki iklim panas
tapi tahan bila ditanam di musim hujan asal tanahnya tidak becek. Dapat ditanam
mulai di daratan rendah sampai ketinggian 1.200 meter dpl
b.
Tanah
Terung memerlukan tanah yang gembur,
mudah meresap air, lebih bagus lagi pada tanah lempung berpasir serta banyak
mengandung pupuk organik dengan pH
berkisar 5,0-6,0
2.6 Pemeliharaan
a.
Penyiangan
Penyiangan perlu dilakukan
sambil menggemburkan tanah, dilakukan pada umur 2-3 minggu dengan cara mencabut
tanaman pengganggu (gulma)
b.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan
menggunakan gembor/ emrat yang berlubang halus, diupayakan agar tanah tetap
lembab jangan sampai becek.
2.7 Pengendalian Organisme
Pengganggu Tanaman
a.
Kutu Daun dan Tungau
Dikendalikan dengan
penyemprotan pestisida yang dianjurkan
b.
Penyakit Busuk Buah
Penyakit ini disebabkan oleh
cendawan Phomopsis vexans, pencegahan
dapat dilakukan dengan fungisida anjuran seperti Dithane 45 0,2-0,3%
c.
Penyakit Gugur Daun
Penyakit ini disebabkan oleh
cendawan Verticilium alboatrum,
pencegahan dapat dilakukan dengan fungisida anjuran seperti Dithane 45
0,2-0,3%
II BERCOCOK TANAM
2.1 Benih
Tanaman terung diperbanyak
dengan biji, sebaiknya melalui persemaian. Persemaian dapat berupa persemaian
lapangan, kotak maupun polybag. Kebutuhan benih sekitar 150-500 Gr. Sebelum ditanam sebaiknya dijemur dibawah
sinar matahari selama 2-3 jam mulai pukul 09.00-12.00
2.2 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dengan cara
mencangkul sedalam 20-30 Cm dilakukan sampai tanah benar-benar gembur dan
pemberian pupuk kandang sebanyak 10-20 Ton/ Hektar.
Buat bedengan dengan ukuran lebar 120 Cm dan
panjang sesuai kebutuhan dengan tinggi 20 Cm serta lebar antar bedengan 30 Cm
untuk drainase serta untuk memudahkan pemeliharaan
2.3 Persemaian
Bedengan persemaian dengan ukuran lebar 120 Cm panjang secukupnya
dan tinggi 20 Cm. Setelah diberi pupuk
kandang benih ditaburkan merata. Untuk memudahkan penanaman dan pengangkutan,
dapat pula disemai dalam kotai atau polybag. Lakukan pemeliharaan persemaian
seperti pemupukan dengan pupuk an-organik, penyiraman maupun pengendalian
organisme pengganggu tanaman.
Bibit terung sudah dapat
dipindahtanamkan setelah berumur 1-1,5 bulan atau telah berdaun 4-5 helai.
2.4 Penanaman
Sebelum penanaman, pada
bedengan pertanaman dapat dibuat lubang tanam dengan jarak tanam 60 X 60 Cm
atau 60 X 90 Cm pada lahan sawah atau 70 X 80 Cm pada lahan darat. Taburkan
pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5 Kg per lubang. Tanamlah bibit terung 1
pohon setiap lubangnya.
2.5 Pemupukan
Kebutuhan pupuk an-organik
untuk pertanaman terung adalah sebanyak
175 Kg/ Hektar, SP-36 100-200 Kg/ Hektar dan KCl 100 Kg/ Hektar.
Pemupukan dasar diberikan pada
umur 2 minggu setelah tanam dengan
dosis Urea 100 Kg/ Hektar, SP-36 100-200 Kg/ Hektar
dan
KCl 50 Kg/ Hektar dengan cara dibenamkan dalam larikan atau ditugal dengan
jarak 5-10 Cm dari tanaman. Sedangkan pemupukan susulan dilakukan pada umur
2,5-3 bulan dengan dosis pupuk Urea 75 Kg/ Hektar dan KCl 50 Kg/ Hektar.
Pemberian pupuk susulan ini sebaiknya dilakukan bersamaan dengan waktu
pendangiran.
2.6 Pemeliharaan
a.
Penyiangan
Penyiangan perlu dilakukan
sambil menggemburkan tanah, dilakukan pada umur 2-3 minggu dengan cara mencabut
tanaman pengganggu (gulma)
b.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan
menggunakan gembor/ emrat yang berlubang halus, diupayakan agar tanah tetap
lembab jangan sampai becek.
2.7 Pengendalian Organisme
Pengganggu Tanaman
a.
Kutu Daun dan Tungau
Dikendalikan dengan
penyemprotan pestisida yang dianjurkan
b.
Penyakit Busuk Buah
Penyakit ini disebabkan oleh
cendawan Phomopsis vexans, pencegahan
dapat dilakukan dengan fungisida anjuran seperti Dithane 45 0,2-0,3%
c.
Penyakit Gugur Daun
Penyakit ini disebabkan oleh
cendawan Verticilium alboatrum,
pencegahan dapat dilakukan dengan fungisida anjuran seperti Dithane 45
0,2-0,3%
pingin belajar
BalasHapus